jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah dinilai belum serius membangun sistem riset nasional yang kuat, sehingga dikhawatirkan menghambat tercapainya visi Indonesia Emas 2045.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute (IMI), Y Paonganan, yang menilai riset belum menjadi prioritas pembangunan nasional.
Menurut Paonganan, kemandirian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan pilar utama bagi negara yang ingin maju.
Hingga saat ini, arah kebijakan riset nasional dinilainya belum jelas dan terkesan hanya menjadi jargon belaka.
"Negara besar membangun kekuatan dari riset. Indonesia masih berkutat pada wacana,” ujarnya, Rabu (1/10).
Dia membandingkan Indonesia dengan negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, dan China, yang telah membangun sistem riset sejak puluhan tahun lalu.
Sementara itu, di Indonesia, lembaga riset justru mengalami perampingan setelah pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Data IMI mencatat, anggaran riset nasional menurun drastis dari Rp24,9 triliun pada 2017 menjadi Rp2,2 triliun pada 2023, atau hanya sekitar 0,01 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).