Komisi X Kasih Saran ke Pemerintah, Tak Pakai Diksi Penulisan Ulang Sejarah, Melainkan

10 hours ago 10

Komisi X Kasih Saran ke Pemerintah, Tak Pakai Diksi Penulisan Ulang Sejarah, Melainkan

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani menyebutkan diksi penulisan ulang sejaeah bermakna negatif di publik, sehingga perlu diganti. Ilustrasi. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani menyebutkan pihaknya mengusulkan pemerintah tidak menggunakan diksi penulisan ulang, melainkan pemutakhiran sejarah.

Hal demikian dikatakan Lalu ketika menjawab pertanyaan awak media soal tindak lanjut terhadap penulisan ulang sejarah.

"Kami di Komisi X sudah menggarisbawahi, jangan menggunakan diksi penulisan ulang sejarah," kata dia ditemui di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (12/7).

Sebab, kata Lalu, diksi penulisan ulang memunculkan kesan di publik bahwa proyek tersebut ingin menghilangkan potongan sejarah.

"Nah, kami berpandangan kemarin itu, apa, ya, istilahnya itu. Pokoknya penulisan sejarah ini beradaptasi dengan perkembangan zaman, pemutakhiran sejarah," lanjut legislator Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Lalu mengatakan pemutakhiran sejarah membuat potongan sejarah yang belum masuk dalam buku akan dilengkapi dan tidak memuat unsur penghilangan narasi. 

"Jadi, yang belum masuk, ya, tentu ada bukti-bukti baru, fakta-fakta baru sejarah yang memang belum masuk, ya, itu dimasukkan," katanya.

Belakangan, pimpinan DPR mengusulkan dibentuk tim supervisi untuk mengawasi proyek penulisan ulang sejarah.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani menyebutkan diksi penulisan ulang sejaeah bermakna negatif di publik, sehingga perlu diganti.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |