jpnn.com, JAKARTA - Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menggelar panggung ilmiah melalui The 1st International Conference on Humanity and Global Solidarity (ICONHUM 2025).
Kegiatan itu membagikan pengalaman dan kerja-kerja kemanusiaan Tim Emergency Medidcal Team (EMT) di Gaza, Palestina.
Ketua Umum BSMI Djazuli Ambari mengatakan bahwa selama ini banyak pengalaman dan praktik klinis para relawan medis Indonesia di Gaza yang belum terdokumentasi secara sistematis.
Padahal, pengalaman mereka saat menjadi relawan di Gaza bernilai ilmiah tinggi.
ICONHUM 2025 pun disebut menjadi ruang penting untuk mengubah pengalaman tersebut menjadi kontribusi akademik yang bisa memperkaya literatur medis dan kemanusiaan internasional.
“Setiap tindakan medis yang dilakukan di Gaza baik operasi darurat, penanganan trauma, penyembuhan luka kompleks, sampai misi evakuasi adalah ilmu,” ujar Djazuli di TB Simatupang, pada Senin (23/11).
“Ilmu yang lahir dari penderitaan, keberanian, dan dedikasi. Sudah saatnya pengalaman itu masuk ke jurnal, konferensi, dan kajian akademik sebagai bagian dari kontribusi Indonesia untuk dunia "
Dia menjelaskan bahwa melalui ICONHUM 2025, para dokter, perawat, dan tenaga medis yang pernah bertugas di Gaza mempresentasikan temuan klinis, metode penanganan trauma perang.





































