jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Upaya penyelamatan korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo mulai dilakukan dengan bantuan alat berat.
Sebanyak lima unit crane diterjunkan untuk mempermudah evakuasi material bangunan yang menutup lokasi korban, Kamis (2/10).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyampaikan penggunaan alat berat baru diputuskan setelah melalui pembahasan panjang dengan tim SAR gabungan, BNPB, dan keluarga korban.
“Nah, ini tadi barusan kita dipimpin oleh Pak Kepala BNPB berdialog lagi karena setiap hari terus dilakukan komunikasi dengan keluarga para santri. Apakah sudah saatnya untuk dilakukan mulai evakuasi dengan menggunakan bantuan alat-alat berat,” jelas Pratikno dalam konferensi pers di Posko SAR Gabungan.
Dia menjelaskan Basarnas sebelumnya sudah melakukan asesmen mendalam terkait kemungkinan ditemukannya korban selamat di bawah puing. Namun, hasil pemantauan sejak malam sebelumnya tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan.
“Tidak lagi ada tanda-tanda ditemukan kehidupan. Itu sudah dijelaskan kepada keluarga. Oleh karena itu, keluarga juga setuju untuk penggunaan alat berat. Penggunaan alat berat pun akan digunakan dengan sangat-sangat hati-hati,” tuturnya.
Pratikno menambahkan meski dengan bantuan alat berat, tim penyelamat tetap akan mengedepankan kewaspadaan agar tidak menimbulkan risiko tambahan.
Dia juga mengajak masyarakat untuk terus mendoakan keselamatan para korban serta ketabahan keluarga yang terdampak.