jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Satu persatu keluarga korban ambruknya bangunan tiga lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo mulai merasa cemas menanti kepastian keberadaan putra dan keponakannya, Kamis (2/10).
Meski telah menerjunkan dua alat berat sejak pukul 11.30 WIB, belum ada satu pun korban yang dievakuasi. Mereka juga menanti perkembangan evakuasi melalui layar monitor yang telah disiapkan di posko.
Sekitar pukul 18.00 WIB situasi posko sempat tegang. Keluarga korban lantas mempertanyakan langkah Tim SAR gabungan pada operasi pencarian hari keempat.
“Saya cuma kurang suka sama pekerjaannya. Menurut saya lambat banget, kami ingin cepat. Kalau enggak, kami saja semua yang turun untuk bantu,” kata seorang perempuan yang menanti kabar adiknya.
Keluarga lainnya, seorang pria yang sejak hari Senin sudah menunggu kabar adiknya cukup emosional. Dia menuntut agar petugas bergerak cepat melakukan proses evakuasi.
“Adik saya di dalam sana, saya emosional. Kurang empat hari lagi akan selesai, tetapi saya kurang menerima. Kalau bisa tolong bantuannya sekiranya malam ini bisa keluar, memohon dengan sangat. Saya enggak bisa membayangkan di sana seperti apa,” kata pria tersebut.
Mereka lantas berencana mencoba membantu proses evakuasi di lokasi kejadian. Namun, Kepala Basarnas Surabaya Nanang Sigit bersama jajaran Polri/TNI mencoba menenangkan para keluarga korban.
Keluarga korban yang belum ditemukan tersebut pun meminta maaf kepada petugas karena terbawa emosi atas suasana perasaannya cemas dan khawatir.