jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Pelajaran Penting dari Serut
Berkaca pada yang terjadi di Kalurahan Serut, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, kekhawatiran warga Pantog Kulon memang masuk akal. Aktivitas penambangan galian C di Kalurahan Serut bergejolak sejak 2023.
Penambangan yang sebagian besar untuk memasok material Proyek Strategis Nasional (PSN) Tol Solo-Yogyakarta itu menimbulkan berbagai dampak negatif, mulai dari kerusakan infrastruktur, polusi, hingga ancaman keselamatan warga di sekitar tambang.
Suwarto, warga Kalurahan Kragilan, Kecamatan Gantiwano, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, adalah salah satu contohnya. Rumahnya berada tepat di depan tambang galian C PT Estusae Jaya Abadi yang beroperasi di Padukuhan Karangpadang, Kalurahan Serut.
Hanya jalan selebar dua meter yang memisahkan rumahnya dengan area tambang. Jalan itu merupakan batas antara Kabupaten Klaten dengan Kabupaten Gunungkidul.
Suwarto tidak ingat pasti kapan aktivitas penambangan itu dimulai. “Sebelum Covid-19, sudah ada,” katanya.
Suwarto dan warga Klaten lainnya yang berada di dekat lokasi tambang tak tahu menahu soal rencana galian C tersebut. Namun, selama bertahun-tahun mereka menyaksikan setiap hari puluhan kali truk lalu lalang mengangkut material tambang. Aktivitas dimulai sejak pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB.
Bekas galian tambang di Desa Serut, Gedangsari, Gunungkidul. Foto: Januardi/JPNN
“Kalau saya sangat terganggu dengan berisiknya. Saya pulang kerja, mau istirahat, enggak bisa,” ucap Suwarto.