Jiwa Abadi Soekarno

6 hours ago 4

Oleh: Dr. I Wayan Sudirta, SH., MH – Anggota Komisi III DPR dan Anggota Badan Pengkajian MPR Fraksi PDI Perjuangan

Jiwa Abadi Soekarno

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Anggota Komisi III DPR RI dan Anggota Badan Pengkajian MPR Fraksi PDI Perjuangan Dr. I Wayan Sudirta, SH., MH. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com - Dalam kisah Sutasoma digambarkan bahwa para dewa seperti Brahma, Wisnu, dan Iswara sering menjelma menjadi raja-raja di dunia.

Kini, di zaman Kaliyuga, Sri Jinapati (Buddha) turun ke bumi untuk meredakan kemarahan Kala.

Sutasoma—putra Raja Mahaketu dari Hastina dan keturunan Pandawa, yang juga merupakan titisan Sri Jinapati—memilih meninggalkan kehidupan istana. Ia menjadi seorang pertapa dan menjalani hidup spiritual.

Suatu hari, para pertapa diganggu oleh Porusada, raja raksasa pemakan daging manusia. Mereka memohon bantuan Sutasoma untuk membunuh raksasa itu, tetapi ia menolak.

Setelah mencapai kemanunggalan dengan Buddha Wairocana melalui olah spiritualnya, Sutasoma akhirnya kembali ke istana dan dinobatkan sebagai Raja Hastina.

Sementara itu, Porusada yang menderita sakit parah di kakinya, bernazar akan mempersembahkan seratus raja sebagai santapan Batara Kala jika ia sembuh.

Namun, Sutasoma bersedia mengorbankan dirinya untuk disantap Kala, asalkan seratus raja itu dibebaskan. Kerelaan ini sangat menyentuh hati Kala, dan bahkan Porusada pun terharu.

Dewa Siwa, yang selama ini menitis dalam tubuh Porusada, akhirnya meninggalkan raksasa itu. Ia menyadari bahwa Sutasoma adalah Buddha sendiri.

Semoga jiwa abadi Bung Karno senantiasa menjadi suluh bagi perjalanan bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih gemilang.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |