jpnn.com - BOYOLALI - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama dengan akademisi dan sejumlah elemen masyarakat mengkaji pengembalian kebijakan sekolah enam hari di wilayahnya.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen menyampaikan hal itu dalam sambutan pada acara Gebyar Hari Santri Jam'iyyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Muballighoh (JPPPM) Pusat 2025 di Asrama Haji Donohudan Boyolali, Kamis (2/10).
Dia mengatakan kebijakan lima hari sekolah tujuan utamanya ialah memberikan waktu luang kepada anak-anak untuk berkumpul bersama keluarga.
Namun, berdasarkan kajian, para orang tua banyak yang bekerja hingga enam bahkan tujuh hari dalam sepekan.
"Dengan kebijakan lima hari sekolah, ada dua hari libur anak. Maka ada satu hari yang tanpa pengawasan," kata pria yang akrab disapa Gus Yasin ini.
Pemprov Jateng di bawah kepemimpinan Ahmad Luthfi - Taj Yasin berkomitmen menyejahteraan anak. Sehingga, kembalinya penerapan enam hari sekolah ini diharapkan memberikan perlindungan kepada anak dari hal negatif saat berada di luar pengawasan orang tua.
Meskipun demikian, penerapan kebijakan ini tetap akan mempertimbangkan hasil kajian dari para pakar pendidikan, perguruan tinggi dan juga kalangan dewan.
Gus Yasin mengatakan, rencana kebijakan enam hari sekolah yang diterapkan Pemprov akan diberlakukan untuk SMA dan SMK sesuai dengan kewenangan Pemprov.