jpnn.com, JAKARTA - Beras premium oplosan yang belum lama beredar di masyarakat ternyata campuran dari beras yang kondisinya patah atau broken rice.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman.
Amran mengungkapkan dari 10 sampel beras premium medium yang diuji diperoleh hasil campuran beras patah mencapai 59 persen.
“Aku bocorkan, ya. Kami ambil 10 (sampel), itu brokennya 30–59 persen,” ucap Amran dikutip Sabtu (16/8).
Menurut Amran, untuk dikategorikan sebagai beras premium medium, persentase beras patah hanya boleh menyentuh 15 persen.
Dengan demikian, kasus ini sangat merugikan masyarakat yang membeli beras premium medium. Sebab, beras yang dibeli berada di bawah standar beras premium medium yang sudah ditentukan.
“Ekstrem, kan? Ekstrem banget,” tegas Amran.
Sebelumnya, Kementan mengungkap dugaan praktik kecurangan dalam perdagangan beras yang menyebabkan kerugian konsumen hingga Rp 99,35 triliun akibat manipulasi kualitas dan harga di tingkat distribusi.