jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya memberi gizi untuk anak-anak sekolah, tetapi juga menjadi penopang ekonomi bagi ribuan pekerja dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Itulah yang dirasakan oleh Maria Sudilaksana Mega (42), sukarelawan di SPPG Khusus Tangerang Selatan.
Ibu tunggal dua anak yang kini hamil enam bulan itu mengaku hidupnya sangat terbantu dengan adanya MBG, apalagi sejak berpisah dengan suaminya tujuh bulan lalu.
“Sedih, lah, saya. Saya enggak tahu mau kerja di mana lagi untuk menghidupi anak-anak saya. Mana saya baru saja berpisah dengan suami saya tujuh bulan lalu dan baru tahu kalau ternyata saya hamil,” ungkap Mega di Tangerang Selatan, Jumat (3/10).
Mega sehari-harinya bertugas sebagai juru racik, yakni menyiapkan bahan makanan dan bumbu sebelum diolah juru masak.
Dia bekerja bersama 46 orang lainnya di dapur MBG Tangerang Selatan yang setiap hari memproduksi 3.300 porsi makanan untuk anak sekolah.
Tugas-tugas di dapur itu terbagi mulai dari kepala SPPG, akuntan, ahli gizi, tim persiapan, juru masak, tim pemorsian, pengemasan, distribusi, hingga pencuci ompreng.
Mega mengaku sempat khawatir pekerjaannya akan terhenti setelah pihak dapur tahu dirinya hamil.