jatim.jpnn.com, SURABAYA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyatakan tidak memiliki niat untuk mundur dari jabatannya di tengah menguatnya dinamika internal organisasi.
“Masa amanah yang saya terima dari Muktamar ke-34 berlaku selama lima tahun, masa khidmat 2021–2026, dan akan dijalankan secara penuh,” kata Gus Yahya usai rapat koordinasi dengan sejumlah Pimpinan Wilayah NU (PWNU) di Surabaya, Minggu (23/11) dini hari.
Gus Yahya memastikan hingga saat ini belum menerima surat resmi apa pun terkait isu internal yang beredar, termasuk dokumen risalah rapat harian Majelis Syuriyah PBNU tanggal 20 November 2025 yang disebut-sebut meminta dirinya mundur.
Menurutnya, dokumen yang beredar perlu diverifikasi keabsahannya, termasuk tanda tangan digital yang menjadi standar penandatanganan surat resmi di lingkungan PBNU.
Dia menambahkan Majelis Syuriyah PBNU tidak memiliki kewenangan untuk memberhentikan ketua umum, maupun pengurus yang memiliki jabatan struktural di PBNU.
Meski begitu, Gus Yahya mengaku tetap mengedepankan penyelesaian terbaik demi kemaslahatan jam’iyah dan bangsa.
“Saya sudah menjalin komunikasi dengan jajaran Syuriyah. Saya berharap rekonsiliasi internal segera terwujud bersama para kiai sepuh dan jajaran struktur terkait,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Yahya juga membantah tuduhan yang berkembang di publik, termasuk rumor terkait dugaan aliran dana ratusan miliar. Dia menilai isu tersebut tidak berdasar dan tidak akan mengambil langkah tanpa data serta bukti yang jelas.


































