jpnn.com, JAKARTA - Hari ini (5/10) Tentara Nasional Indonesia atau TNI berusia genap 80 tahun. Dengan usia itu, sejarah TNI tidak bisa dilepaskan dari perjalanan Indonesia.
TNI berawal dari angkatan perang yang terdiri atas mantan Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), eks personel Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau Koninklijk Nederlands Indisch Leger (KNIL), dan laskar rakyat. Pembentukannya dimulai tak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan RI.
Laman TNI mendedahkan 5 Oktober sebagai hari ulang tahunnya merupakan tanggal pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945. TKR merupakan perubahan dari Badan Keamanan Rakyat atau BKR yang didirikan pada 22 Agustus 1945.
Nama TNI pernah diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) sebagai upaya memperbaiki susunannya untuk menyesuaian diri dengan dasar-dasar militer internasional. Seiring perbaikan itu, Presiden Pertama RI Soekarno mengesahkan berdirinya TNI pada 3 Juni 1947.
Namun, TNI pernah melebur ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) sebagai buah keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949. APRIS merupakan gabungan dari TNI dan KNIL.
RIS bubar pada 1950. Walhasil, APRIS berganti menjadi APRI alias tanpa kata ‘serikat’ di namanya.
Pada masa-masa kritis selama Perang Kemerdekaan (1945-1949) itulah justru TNI berhasil mewujudkan dirinya sebagai tentara rakyat, tentara revolusi, dan tentara nasional. Walakin, ketika Indonesia masih muda, TNI juga harus menghadapi berbagai pemberontakan.
Menurut laman TNI, angkatan bersenjata kebanggaan nasional itu menghadapi rongrongan-rongrongan secara politik maupun militer. Rongrongan politik bersumber dari golongan komunis yang ingin menempatkan TNI di bawah pengaruh mereka melalui Pendidikan Politik Tentara (Pepolit).