jpnn.com, JAKARTA - Merespons Pidato Presiden Prabowo saat Sidang Tahun MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD RI pada Jumat (15/8/2025), Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko menegaskan komitmen penuh dalam mempercepat implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan pendekatan targeting yang tepat sasaran dan berbasis data komprehensif.
“Pasca arahan Bapak Presiden, BP Taskin siap mempercepat pelaksanaan program strategis ini dengan metodologi yang telah kami kembangkan secara cermat. Kami akan memfokuskan 1.000 titik SPPG (Satuan Pendidikan Penyelenggara) pada kantong-kantong kemiskinan dan daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar, red) untuk memastikan dampak optimal bagi anak-anak yang paling membutuhkan," tegas Budiman Sudjatmiko, Sabtu (16/8/2025).
Metodologi Berbasis Data untuk Targeting Efektif
BP Taskin telah mengembangkan metodologi penentuan lokasi SPPG yang menggabungkan tiga indikator utama, yaitu tingkat kemiskinan kabupaten/kota berdasarkan data BPS 2024, identifikasi daerah 3T sesuai Perpres 63/2020, dan estimasi populasi siswa SD-SMA dari data Susenas 2024.
“Metodologi kami menggunakan pendekatan berbasis permintaan (demand-based) dengan menghitung proporsi siswa di setiap wilayah terhadap total nasional. Kami telah mengidentifikasi 264 kabupaten/kota sebagai kantong kemiskinan dengan 115 di antaranya memenuhi seluruh kriteria prioritas," ungkap Budiman.
Untuk daerah 3T, BP Taskin telah memetakan 62 kabupaten/kota daerah tertinggal dan 11 kabupaten/kota yang memenuhi seluruh kriteria wilayah 3T dengan total estimasi 392.000 siswa yang akan dilayani melalui 41 unit SPPG di 5 provinsi Indonesia bagian timur.
Distribusi Proporsional dengan Jaminan Pemerataan
Sistem alokasi BP Taskin menerapkan prinsip minimal 1 titik SPPG per kabupaten/kota yang memenuhi kriteria, dengan distribusi tambahan berdasarkan proporsi jumlah siswa. Formula ini mencakup buffer cadangan 20% untuk mengantisipasi kebutuhan lapangan yang dinamis.