jateng.jpnn.com, SEMARANG - Baru 79 hari menjabat sebagai Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen Latif Usman menyampaikan permintaan maaf kepada sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas).
Permintaan maaf itu atas pernyataannya dalam konferensi pers sebelumnya yang memicu polemik.
Brigjen Latif menduduki posisi orang nomor dua di Polda Jateng pada Selasa (18/3) lalu. Jabatannya belum genap tiga bulan.
Dia mengklarifikasi pernyataan soal 11 ormas yang disebut terafiliasi dengan aksi premanisme dalam Operasi Aman Candi 2025 dimaksudkan merujuk pada oknum, bukan lembaga ormas secara keseluruhan.
Klarifikasi tersebut disampaikan Brigjen Latif seusai peletakan batu pertama pembangunan Gudang Ketahanan Pangan di Boyolali, Kamis (5/6).
Wakapolda Jateng mengaku ada kekeliruan diksi dalam penyampaian hasil operasi yang kemudian menimbulkan keberatan dari berbagai pihak.
“Dalam konferensi pers sebelumnya, kami menyebutkan 11 ormas terafiliasi premanisme. Yang dimaksud bukan organisasinya, melainkan oknum anggota yang mengaku sebagai bagian dari ormas dan menggunakan atributnya dalam aktivitas premanisme,” ujarnya.
Dia menegaskan Polda Jateng tidak pernah bermaksud menyudutkan organisasi manapun. Menurutnya, pernyataan itu semata-mata merujuk pada hasil penindakan terhadap individu yang terlibat dalam tindakan kriminal.