Ayat-Ayat AI

3 hours ago 16

Oleh: Dahlan Iskan

Ayat-Ayat AI

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Dahlan Iskan. Foto: dok JPNN.com

jpnn.com - Artificial intelligence (AI) tidak beriman, padahal inti dakwah itu untuk meningkatkan iman. Bagaimana bisa barang yang tidak beriman meningkatkan iman.

Itulah salah satu perdebatan dalam kompetisi bahasa Mandarin antarsantri di Atrium Tunjungan Plaza 6 Surabaya Jumat-Sabtu-Minggu kemarin.

Ayat-Ayat AI

"Topik ini terlalu berat," ujar seorang pengunjung. Tionghoa. Kristen. "Mungkin berat untuk kita. Sudah terlalu tua," kata saya setengah membela ide itu.

Sedang mereka masih muda. Status mereka masih santri. Debat antarsantri harus membawa topik yang cocok untuk masa depan. Bukan masa lalu.

Kata "santri" sendiri dipilih agar cakupannya lebih luas.

Ternyata benar. Debat ini tidak hanya diikuti oleh santri dari pondok pesantren. Ada pula tim dari SMA Tionghoa, Xin Zhong, Surabaya. Ternyata ada santri yang sekolah di Xinzhong. Rupanya Xinzhong sengaja mengirim siswa yang beragama Islam.

Cucu pertama saya sebenarnya ingin masuk SMA Xin Zhong. Itu setelah dia gagal berangkat ke SMA di Hangzhou gara-gara Covid-19.

Artificial intelligence (AI) tidak beriman, padahal inti dakwah itu untuk meningkatkan iman. Bagaimana bisa barang yang tidak beriman meningkatkan iman.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |