jatim.jpnn.com, SURABAYA - Sebanyak empat santri korban ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, Jumat (3/10).
Keempat korban itu akan diidentifikasi untuk mengetahui identitas korban dengan melibatkan tim DVI Polda Jatim.
Nantinya, data di post mortem dicocokkan dengan data ante mortem lalu dicocokkan dengan pihak keluarga. Oleh karena itu, pihak keluarga diminta membawa sidik jari korban.
Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Khusnan Marzuki mengatakan bagi keluarga korban yang merasa kehilangan anaknya di Ponpes Al Khoziny untuk segera melaporkan ante mortem atau ke layanan orang hilang. Selain laporan, juga membawa sidik jari pasti.
Sidik jari bisa dari ijazah dan paspor. Kemudian bisa menunjukkan riwayat pemeriksaan gigi, khususnya bila memiliki rekaman panoramic gigi untuk diagnosis primer.
"Sidik jari diagnosis pasti. Kalau itu tidak ada bisa dilakukan pemeriksaan properti lain. Kalau punya foto terakhir, tanda lahir di dalam tubuh, baju terakhir dipakai, bisa untuk identifikasi. Paling tidak ada dua. Kalau tidak bisa, ya tes DNA," katanya.
Hingga Jumat (3/10) siang korban yang meninggal dunia akibat insiden ini berjumlah sembilan orang. (mcr23/jpnn)