jateng.jpnn.com, BATANG - Bentrok brutal antarpelajar di Kabupaten Batang. Dalam 10 hari Operasi Aman Candi 2025, Polres Batang mengungkap tiga kasus tawuran yang melibatkan kelompok remaja, salah satunya berakhir tragis, seorang bocah 13 tahun mengalami luka serius akibat sabetan celurit.
"Kasus yang paling menonjol adalah tawuran antarpelajar yang menyebabkan luka berat pada salah satu korban," ujar Wakapolres Batang, Kompol Hartono didampingi Kasat Reskrim AKP Imam Muhtadi, Kamis (22/5).
Tiga peristiwa tawuran itu terjadi di Kecamatan Reban, Gringsing, dan Subah. Insiden paling memilukan terjadi di Reban, ketika MR (13), pelajar SMP, disabet celurit oleh MC (17), pelajar SMK asal Limpung. Tawuran itu dipicu tantangan melalui WhatsApp yang berujung pertemuan fisik dan bentrok terbuka.
Akibat luka di dagu dan lengan, MR harus dilarikan ke Puskesmas Reban sebelum dirujuk ke RSUD Limpung. Pelaku MC kini terancam hukuman 10 tahun penjara karena melanggar UU Darurat tentang kepemilikan senjata tajam dan pasal penganiayaan berat.
Sementara itu, di Gringsing, aksi konvoi kelulusan berubah menjadi mimpi buruk. Seorang siswa SMK berinisial MS tertangkap membawa senjata tajam jenis corbek saat melintasi Jalan Raya Plelen. Dia kini juga dijerat pasal yang sama.
Tawuran ketiga melibatkan kelompok remaja yang menyebut diri mereka 'Remaja Team Galau'. Dua remaja, MR (14) dan EAP (16), ditangkap seusai bentrok di kawasan pantura, Desa Keborangan, Kecamatan Subah.
Kompol Hartono mengingatkan masyarakat, khususnya para orang tua, agar tak lengah terhadap aktivitas anak-anak mereka.
“Tawuran bukan hanya soal kenakalan remaja, ttapi sudah mengarah ke tindak pidana serius. Pencegahan jauh lebih baik daripada penindakan,” tegasnya. (antara/jpnn)
