jpnn.com - MANILA - Wakil Presiden Filipina Sara Duterte dalam posisi gonjang-ganjing. Penyebabnya ialah proses pemakzulan terhadap Sara dari posisi wapres negeri jiran itu kian tak terbendung.
Pada Februari lalu, DPR Filipina memulai proses pemakzulan terhadap Sara. Langkah itu didasari tuduhan bahwa politikus Partai Hugpong ng Pagbabago (Aliansi Perubahan) tersebut melakukan korupsi, suap, dan merencanakan pembunuhan terhadap Presiden Filipina Ferdinand Marcos Junior alias Bongbong.
Senat juga memproses usul pemakzulan tersebut. Jika Senat Filipina memutuskan Sara bersalah, putri Rodrigo Duterte itu akan dilengserkan dari kursi wapres, bahkan bakal dilarang berpolitik secara permanen.
Perempuan berusia 47 tahun tersebut merespons proses itu dengan menyurati Senat Filipina pada Senin (23/6/2025). Salinan surat itu juga dibawa utusannya untuk diserahkan kepada jaksa yang ditunjuk DPR.
Dalam surat bertanggal 23 Juni 2025 itu, Sara merasa tidak bersalah sebagaimana tuduhan kepadanya.
"Wakil Presiden mengajukan pembelaan tidak bersalah, tanpa mengesampingkan keberatan yurisdiksional dan keberatan lainnya atas tuduhan tersebut," ujarnya melalui surat itu.
Dalam surat setebal 34 halaman tersebut, Sara menyatakan tidak ada fakta yang bisa digunakan untuk memakzulkannya. Dia menganggap keputusan Senat tersebut tidak berdasar.
"Tidak ada pernyataan fakta akhir dalam (pengaduan pemakzulan). Dilucuti dari kesimpulan 'faktual' dan hukumnya, itu (keputusan, red) tidak lebih dari secarik kertas," imbuh tanggapan tersebut.