jateng.jpnn.com, SEMARANG - Kritik keras mencuat menyoroti kegiatan Manunggal Leadership Retreat: Ngopeni Nglakoni Jawa Tengah yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng).
Kegiatan selama sepekan yang diikuti 438 peserta itu disinyalir menyedot anggaran hingga Rp 2,7 miliar.
Retret yang diikuti oleh wakil bupati/wali kota, pejabat organisasi perangkat daerah (OPD), direktur badan usaha milik daerah (BUMD) hingga analis kebijakan ini diklaim sebagai upaya memperkuat kolaborasi antarbirokrasi dan menerjemahkan Astacita Presiden RI di tingkat daerah.
Direktur Eksekutif Pusat Telaah Informasi Regional Semarang (Pattiros) Mukhlis menyebut sejumlah kalangan menilai kegiatan itu bersifat duplikasi dan seremonial belaka. Apalagi, sebelumnya para kepala daerah telah mengikuti leadership retreat nasional bersama Presiden RI Prabowo Subianto.
Mukhlis menyatakan acara itu tidak menjawab kebutuhan nyata peningkatan kualitas layanan publik dan sarat pemborosan.
“Agenda seperti ini hanya menggandakan kegiatan yang sudah digelar oleh pusat. Bupati dan wali kota kan sudah ikut retret dengan Presiden. Ini kesannya hanya ikut-ikutan,” kata Mukhlis, Jumat (20/6).
Berdasarkan penelusuran Pattiros terhadap Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP), belanja kegiatan ini mencakup alokasi sekitar Rp 780 juta untuk narasumber dan perjalanan dinas, Rp 717 juta untuk seragam peserta, serta puluhan juta rupiah untuk berbagai item lainnya.
Sebagian besar pos anggaran dinilai tidak berdampak langsung terhadap perbaikan layanan publik.