SBY Dinilai Jadi Suara Jernih di Tengah Membaranya Konflik Iran-Israel

5 hours ago 4

SBY Dinilai Jadi Suara Jernih di Tengah Membaranya Konflik Iran-Israel

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tampil dalam wawancara eksklusif di acara Endgame Town Hall. Foto: supplied

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pusat Studi Islam dan Demokrasi (PSID) Nazar El Mahfudzi mengapresiasi pesan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono soal perang antara Israel dengan Iran.

Dalam wawancara khusus yang dikutip oleh CNN Indonesia pada 16 Juni 2025, SBY menyampaikan keprihatinan atas memanasnya hubungan kedua negara.

SBY pun menegaskan bahwa dunia tidak boleh membiarkan logika kekuatan menggantikan etika kemanusiaan dan hukum internasional.

"Dalam kaca mata SBY, konflik tidak boleh dilihat secara hitam putih. Iran bukan semata-mata agresor, dan Israel bukan semata korban. Keduanya memiliki sejarah panjang yang membentuk respons dan retorika mereka hari ini. Namun, seperti yang sering SBY tekankan, sejarah tidak boleh dijadikan justifikasi untuk kekerasan yang berulang," ujar Nazar dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (18/6).

"SBY juga mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak mudah percaya pada framing tunggal media internasional. Literasi media menjadi penting. Apakah media global menampilkan semua sisi cerita? Apakah suara warga sipil Iran dan Israel terdengar, atau hanya para jenderal dan presiden?".

Sebagai mantan jenderal yang kemudian menjadi presiden dua periode, lanjut Nazar, SBY sangat memahami medan konflik. Namun, petinggi Partai Demokrat itu juga memahami kekuatan diplomasi.

Pandangannya menolak pendekatan unilateral. Solusi jangka panjang hanya bisa lahir dari dialog multilateral yang adil, bukan dari embargo, sanksi sepihak, atau serangan balik tanpa ujung.

"SBY bahkan beberapa kali dalam masa jabatannya mendorong Indonesia untuk aktif dalam forum PBB dan OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) untuk menjadi penengah dalam konflik-konflik dunia Islam dan Barat. Dan hari ini, suaranya tetap konsisten: jangan diam ketika kemanusiaan dilukai, tapi jangan membalas luka dengan peluru," papar Nazar.

Di tengah perang, suara seperti SBY yang mengajak pada kemanusiaan dan hukum internasional adalah suara yang paling waras

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |