jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Sarifah Ainun Jariyah mendorong Indonesia untuk berperan aktif dalam meredakan ketegangan antara Kamboja dan Thailand.
Dalam keterangannya, Jumat (25/7), Sarifah mengingatkan warisan diplomasi Bung Karno melalui Gerakan Non-Blok dan Konferensi Asia Afrika (KAA) sebagai landasan untuk mengambil langkah tersebut.
"Semangat Dasasila Bandung tentang solidaritas dan perdamaian harus kita hidupkan kembali untuk menyelesaikan konflik ini secara adil," ujar Sarifah, merujuk pada prinsip-prinsip KAA 1955.
Legislator Fraksi PDI Perjuangan itu menekankan bahwa Thailand dan Kamboja sama-sama anggota Konferensi Asia Afrika yang digagas Bung Karno. Pendekatan berbasis semangat KAA, yang memperjuangkan perdamaian dunia dan hubungan internasional yang setara, dinilai relevan untuk meredakan ketegangan kedua negara.
Sarifah juga memperingatkan bahwa konflik yang meluas berpotensi mengganggu stabilitas kawasan, termasuk arus perdagangan di Selat Malaka dan Laut China Selatan. "Ketegangan di perbatasan Kamboja-Thailand memicu kekhawatiran gangguan stabilitas di Asia Tenggara, yang bisa memengaruhi iklim investasi," katanya.
Ia mendesak Kementerian Luar Negeri untuk mendorong penyelesaian damai sesuai prinsip ASEAN. "Indonesia pernah berperan sebagai mediator dalam konflik serupa tahun 2011, termasuk mengirim tim. Kini saatnya kita tunjukkan kembali peran aktif itu," tegas Sarifah.
Secara praktis, ia meminta Kedutaan Besar RI di Phnom Penh dan Bangkok segera melakukan mitigasi. "Prioritas utama adalah mengonsolidasikan WNI agar keluar dari zona konflik," tandasnya.
Sarifah menegaskan, keberhasilan diplomasi Indonesia dalam konflik ini akan memperkuat posisinya di forum internasional sekaligus menghidupkan kembali warisan Bung Karno. "Ini momentum membuktikan komitmen Indonesia sebagai penjaga perdamaian di kawasan," pungkasnya. (tan/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini: