Prabowo dan Sekolah Rakyat di Tanah Papua

15 hours ago 11

Oleh: Dr. Yosua Noak Douw, S.Sos, M.Si, MA - Doktor lulusan Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua

Prabowo dan Sekolah Rakyat di Tanah Papua

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Alumnus Program Doktoral Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua Dr. Yosua Noak Douw, S.Sos, M.Si, MA. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com - Presiden Republik Indonesia H. Prabowo Subianto menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Tiga program unggulan dalam Inpres tersebut yaitu Sekolah Rakyat, Cek Kesehatan Gratis di Sekolah, dan Koperasi Desa Merah Putih.

Gebrakan cerdas ini menarik dan tentu bermanfaat bagi warga masyarakat Indonesia khususnya golongan ekonomi lemah yang bermukim di pelosok negeri, termasuk masyarakat di tanah Papua.

Sekolah Rakyat menjadi salah satu program yang sangat urgen —termasuk dua program lainnya— tentunya. Ihwal Program Sekolah Rakyat bisa saja bertolak dari latar pendidikan keluarganya. Masyarakat Indonesia tentu tahu.

Ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikoesoemo adalah guru besar, profesor, menteri era Orde Lama hingga Orde Baru, dan salah seorang ekonom terkemuka Indonesia yang selalu dikenang sepanjang masa.

Begitu pula sang bunda, Dora Marie Sigar, adalah lulusan perguruan tinggi di Utrecht, Belanda. Sedangkan kakak dan adik Prabowo juga punya latar pendidikan mumpuni.

Oleh karena itu, dalam konteks tanah Papua Program Sekolah Rakyat merupakan sesuatu yang sangat fundamental. Nasib anak-anak tanah Papua di bidang pendidikan di bumi Cenderawasih mesti segera diatur dengan baik sehingga program Prabowo ini semacam menjadi juru selamat membawa anak-anak dari timur Indonesia menjemput masa depan yang lebih cerah. Mengapa? Manusia Papua bisa benar-benar maju, mandiri, dan bermartabat hanya melalui pendidikan.

Program Sekolah Rakyat adalah pembangunan "jembatan emas". Jembatan yang menghubungkan anak-anak Papua dari kondisi mereka saat ini menuju masa depan yang penuh dengan peluang tak terbatas. Setiap buku yang dibaca, setiap rumus yang dipecahkan, setiap baris kode yang ditulis, setiap lagu daerah yang dinyanyikan di sekolah-sekolah ini adalah batu bata yang menyusun jembatan emas tersebut.

Presiden Prabowo Subianto menerbitkan Inpres Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |