jpnn.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus menilai berlebihan ucapan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan yang mengaku sedih karena ada pihak yang melupakan jasa Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi).
"Terlalu berlebihan menurut saya," kata dia kepada awak media, Jumat (11/6).
Deddy menuturkan seorang Presiden RI melakukan pekerjaannya sesuai sumpah dan janji, sehingga tidak ada istilah pamrih jasa.
"Pejabat publik mana pun yang sudah diberikan jabatan, kewenangan, infrastruktur kekuasaan, pemerintahan, anggaran, dan seluruh perangkatnya memiliki kewajiban melaksanakan pekerjaannya," kata legislator Komisi II DPR RI itu.
Toh, kata Deddy, negara memberikan gaji, insentif, fasilitas, perlindungan dan pengamanan, pensiun, dokter, hingga hadiah rumah bagi Presiden RI.
"Jadi setiap orang melaksanakan pekerjaan dengan baik itu sudah keharusan," ungkap dia.
Deddy pun menduga pernyataan Luhut yang mengaku sedih ditujukan ke orang lingkaran Jokowi dan saat ini melupakan eks Gubernur Jakarta itu.
"Kalau itu maksudnya, saya no comment. Itu urusan pribadi, bukan publik," ujar legislator Dapil Kalimantan Urara itu.