jpnn.com, PROBOLINGGO - Lembaga Administrasi Negara (LAN) memperkuat peran dan kolaborasi lintas sektor dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui peluncuran Akademi Pengentasan Kemiskinan di Alun-Alun Kabupaten Probolinggo.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk menekan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem secara lebih terarah dan berkelanjutan.
Kabupaten Probolinggo menjadi daerah ketiga setelah Kabupaten Indramayu dan Kota Kupang yang menjadi lokus pelaksanaan akademi tersebut. Kepala LAN, Dr. Muhammad Taufiq, DEA, menegaskan pentingnya kolaborasi antarpihak untuk mengatasi masalah kemiskinan.
“Setiap instansi tidak bisa bekerja sendiri. Kami harus beralih dari ego system menjadi eco system, membangun kerja sama lintas sektor agar dampaknya benar-benar dirasakan masyarakat,” ujarnya.
Taufiq juga menekankan perlunya perubahan pola pikir, baik di kalangan birokrat maupun masyarakat. Menurutnya, kemiskinan tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga mindset.
“Negara seperti Singapura dan Korea Selatan bisa keluar dari kemiskinan karena memiliki pola pikir kolaboratif dan inovatif. Probolinggo punya sumber daya alam melimpah, tantangannya adalah bagaimana mengubah mindset masyarakat agar mampu memanfaatkannya untuk keluar dari kemiskinan,” tegasnya.
Program Akademi Pengentasan Kemiskinan ini mengedepankan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pelatihan kerja, pengembangan UMKM, serta kemitraan dengan dunia usaha. Dengan cara ini, LAN berperan sebagai penggerak utama dalam membangun ekosistem kolaboratif yang mempercepat pengentasan kemiskinan.
“Kami berharap program ini mampu memperkuat kapasitas ASN dan mempercepat penurunan angka kemiskinan melalui pendekatan kolaboratif, inovatif, dan berdampak nyata,” tambah Taufiq.