jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, menegaskan perlindungan ekosistem harus menjadi prioritas utama terkait operasi tambang di Raja Ampat.
"Intinya, kami ingin kelestarian ekosistem Raja Ampat ini tetap terjaga karena hal itu menjadi tulang punggung pengembangan pariwisata berkelanjutan. Oleh karenanya, kita menghendaki izin tambang yang diberikan dievaluasi total," kata Evita, Senin (29/9).
Ketua Tim Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Arie Rompas, menyatakan ketergantungan pada industri ekstraktif mencerminkan kegagalan imajinasi pemerintah.
"Seakan tidak ada jalan lain, pemerintah terus bergantung pada industri ekstraktif, padahal ini hanya menunjukkan miskinnya imajinasi pemerintahan Prabowo dalam membangun ekonomi Indonesia yang adil dan berkelanjutan. Ini adalah bentuk pengkhianatan pemerintah terhadap komitmen iklim Indonesia, sekaligus memperdalam krisis ekologis yang sudah mengancam negeri ini," ujarnya.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Ricky Avenzora, juga mengkritik keputusan pemerintah yang dinilai lebih mengedepankan industri ekstraktif ketimbang ekowisata.
"Kami memiliki ratusan gunung berapi, garis pantai yang panjang, satwa endemik seperti gajah, harimau, dan badak, serta ribuan spesies burung. Semua ini adalah potensi besar, tetapi yang muncul justru konflik antara satwa liar dan manusia,” ujarnya.
“Rekreasi dan pariwisata tidak boleh hanya dimaknai sebagai kebebasan perjalanan. Harus diubah menjadi perjalanan berkesadaran ilahiah untuk mencari jati diri sekaligus memberi manfaat bagi semesta. Itulah yang disebut ekowisata,” jelas Ricky.
Ricky juga menyoroti kasus penyegelan dan pembongkaran terhadap puluhan lokasi wisata di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Dia menilai langkah pemerintah tersebut cenderung sebagai bentuk individual over acting dan abuse of power. "Perihal Puncak, kebijakan Menteri Lingkungan Hidup saya kategorikan salah satu bentuk individual over acting dan juga bentuk abuse of power karena terlihat grasak grusuk untuk cawe-cawe secara tidak bijaksana," katanya. (tan/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru: