jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengaku tak menangkap pembahasan sisi kebangsaan saat Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) menemui Presiden RI Prabowo Subianto.
"Pertemuan itu kental nuansa politik dibandingkan soal kebangsaan," kata Dedi melalui layanan pesan, Rabu (8/10).
Dia mengatakan beberapa hal yang membuat langkah Jokowi menemui Prabowo kental muatan politik, dibandingkan kebangsaan.
Pertama, kata Dedi, Jokowi berupaya mencari perlindungan Prabowo dari desakan publik terkait skandal yang melibatkan eks Gubernur Jakarta itu.
"Mulai dari soal ijazah, hingga wacana keterlibatan Jokowi dalam kasus yang sedang ditangani KPK, misalnya soal korupsi eks Menteri Nadiem hingga status tersangka Riza Chalid, persoalan ini sangat mungkin bisa menyeret nama Jokowi," ujarnya.
Kedua, kata Dedi, legitimasi putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka sebagai Wapres RI mulai digugat.
Menurutnya, Gibran belakangan dipersoalkan dengan isu serupa seperti Jokowi, yakni terkait ijazah hingga legitimasi pencalonan yang dianggap merusak konstitusi.
Dedi mengatakan Prabowo hingga kini tak pernah bersikap terhadap skandal dari Jokowi dan keluarga, sehingga membuat resah eks Wali Kota Solo itu.