jpnn.com, JAKARTA - Ketua Komite III DPR RI Dr. Filep Wamafma menyayangkan kasus kematian ibu hamil dan anak yang dikandungnya karena ditolak sejumlah rumah sakit di Papua.
Menurutnya, kejadian ini sangat ironis mengingat layanan kesehatan adalah kebutuhan fundamental masyarakat.
“Saya sangat prihatin dengan kejadian ini. Akses kesehatan itu kebutuhan dasar, apalagi di kondisi emergency berhadapan dengan nyawa. Kasus Ibu Irene Sokoy, warga Sentani ini kita kehilangan dua nyawa, ibu dan bayinya. Kejadian ini harus mendapat perhatian dan didalami secara khusus,” ujar Filep dalam keterangan yang diterima Jumat, 21 November 2025.
Senator Filep mengingakaan kejadian ini terjadi di Papua yang memiliki kekhususan melalui Otsus.
Otsus memberikan perhatian prioritas untuk akses kesehatan masyarakat kepada orang asli Papua (OAP).
“Ketika masyarakat dalam keadaan kritis ditolak RS dengan kondisi kurangnya dokter spesialis, terbatasnya fasilitas, penuhnya kamar kelas III BPJS, sedangkan untuk masuk kamar VIP terkendala biaya, pasien harus dilarikan ke sana dan ke sini akhirnya nyawa tak tertolong. Ini sangat menyedihkan,” ujar Filep.
Dia lantas meminta pemerintah daerah memfokuskan penggunaan anggaran pada kebutuhan sektor kesehatan untuk keselamatan masyarakat.
Filep juga menekankan akses layanan kesehatan harus memiliki inovasi menjawab masalah dengan taktis dan tak berbelit.





































