jpnn.com - Ini urusan hidup atau mati. Kalau hidup bagaimana caranya. Kalau mati, tinggal tunggu besok atau lusa.
Anda sudah tahu, saya akan menulis apa: bisnis udang. Yang kondisinya lagi kritis. Stadium empat.
Amerika Serikat menolak udang dari Indonesia. Satu juta tenaga kerja terancam kehilangan pekerjaan. Petambak udang menghadapi sakaratul maut.
Hampir 70 persen udang kita diekspor ke Amerika Serikat. Nilai devisa yang dihasilkan USD2,2 miliar.
Untuk ekspor non-migas, udang hanya kalah dari sawit. Udang adalah primadona Indonesia. Dan sang primadona kini lagi kena serangan jantung.
Amerika tidak salah. Tetapi terlalu cepat ambil keputusan. Pemerintah kita tidak salah. Tetapi dinilai lambat bergerak.
Peristiwa yang menyebabkannya sendiri Anda sudah tahu: di bulan Juli lalu. Saat itu Amerika menemukan kandungan radioaktif (Cs-137) di salah satu kontainer udang dari Indonesia. Eksporternya: PT BMS --Bahari Makmur Sejati.
PT BMS tidak punya tambak udang. Ia pedagang udang. Pedagang besar. Ia memiliki pabrik processing udang. Memiliki cold storage. Besar sekali. Di empat lokasi: Surabaya, Banyuwangi, Medan, dan di Cikande, Serang.