jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengapresiasi pencapaian program Perkemahan Wirakarya Jawa Timur 2025 yang digagas Kwarda Gerakan Pramuka Jatim.
Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Sekdaprov Jatim) sekaligus Sekretaris Mabida Gerakan Pramuka Jatim , Kak Adhy Karyono, A.KS., M.AP.,. Saat hadir pada kegiatan Peningkatan Wawasan Kebangsaan dan Bakti Masyarakat yang berlangsung pada 21–22 September 2025 di Area Taman Abirama dan GOR Rangga Jaya Anoraga, Kabupaten Tuban.
Program itu dinilai bukan semata ajang berkemah dan berkumpul, program yang berlangsung sejak Juni lalu ini berhasil memobilisasi 36 ribu lebih pramuka Penegak dan Pandega dari 36 Kwartir Cabang (Kwarcab) se-Jawa Timur. Mereka turun langsung dan bergotong royong dengan masyarakat setempat melakukan pemugaran rumah tidak layak huni (RTLH).
Total sebanyak 143 RTLH milik keluarga prasejahtera yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur berhasil dilakukan pemugaran, sehingga menjadi hunian yang lebih nyaman, sehat dan layak.
Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penyerahan kunci secara simbolis bagi empat warga prasejahtera di Tuban yang rumahnya telah dilakukan pemugaran.
Mewakili Gubernur Jawa Timur (Khofifah Indar Parawansa), dia menegaskan pentingnya peran Pramuka dalam memperkuat persatuan, gotong royong, serta kepedulian sosial di tengah tantangan global.
”Apa yang sudah dicanangkan Gubernur kepada Gerakan Pramuka di Jatim agar bisa memberi dampak positif bagi masyarakat telah dilaksanakan dengan baik," ujar Adhy Karyono di hadapan ribuan anggota Pramuka serta masyarakat.
”Kondisi negara saat ini memang sangat membutuhkan gerakan yang berkontribusi positif bagi masyarakat. Kita semua menyadari bahwa nilai-nilai persatuan dan kesatuan, gotong royong dan juga rasa kepedulian sosial sudah mulai tergerus. Ancaman dan tantangan ke depan secara global maupun internal seperti perpecahan dan kerusuhan setiap saat bisa mengancam. Bagaimana sedihnya dan marahnya kita saat aksi demo kemarin, Gedung Negara Grahadi sebagai simbol negara hancur begitu saja,” tegas Adhy.