jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ternyata selama ini telah mengalami pailit alias terancam bangkrut dalam menjalankan operasional.
Hal itu diungkapkan Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) Dony Oskaria.
Menurut dia, hampir semua perusahaan BUMN yang pailit memiliki akar masalah pengelolaan manajemen yang tidak baik berikut juga dengan rekayasa laporan keuangan.
"BUMN itu mati selalu karena dua hal. Pertama adalah karena kesalahan pengelolaan daripada manajemen, sudah pasti itu hampir yang tutup itu semua karena pengelolaan yang tidak baik. Baik itu pasti ujungnya ada yang korupsi, ada yang rekayasa, overinvestment, itu pasti karena pengurusnya," kata Dony dikutip Kamis (19/6).
Kemudian, merekayasa laporan keuangan yang signifikan dilakukan agar perusahaan terlihat dalam kondisi baik-baik saja, padahal kondisi yang sebenarnya tidak seperti itu yang dilaporkan.
Lanjutnya, perusahaan BUMN yang gagal pada masa lalu juga dikarenakan tidak memiliki visi dalam jangka panjang, serta pengawasan dalam operasional yang lemah.
"Karena itu saya selalu menyampaikan, saya tidak terlalu suka laba yang dibesar-besarkan, biaya yang ditunda-tunda hanya untuk mendapatkan bottom line yang bagus, kemudian diikuti dengan tantiem. Menurut saya, itu ada manipulasi yang menyebabkan perusahaan itu jatuh," ujar Dony.
Karena itu, dia memastikan ke depan perusahaan-perusahaan BUMN akan selalu mendapatkan evaluasi untuk menghindari terjadinya kebangkrutan.