jatim.jpnn.com, SURABAYA - Aktivitas tambang pasir di kawasan daerah rawan erupsi Gunung Semeru resmi ditutup sementara. Langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan para pekerja tambang serta masyarakat yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Semeru.
“Keselamatan warga dan pekerja tambang menjadi prioritas utama, sehingga pemerintah daerah akan segera mengeluarkan surat resmi penutupan sementara seluruh aktivitas pertambangan di kawasan rawan Gunung Semeru,” kata Bupati Lumajang Indah Amperawati, Rabu (19/11) malam.
Kebijakan tersebut menyusul meningkatnya aktivitas vulkanik Semeru yang masih fluktuatif dan berpotensi memicu bahaya awan panas, longsor, hingga abu vulkanik. Status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu sudah dinaikkan menjadi Level IV (Awas) sejak Rabu pukul 17.00 WIB.
"Keselamatan manusia jauh lebih penting daripada produksi. Seluruh aktivitas pertambangan dihentikan sementara hingga situasi benar-benar aman," tuturnya.
Bupati Indah menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kapolres Lumajang dan aparat gabungan untuk memastikan penutupan berjalan efektif di lapangan.
"Instruksi tegas juga sudah disampaikan agar tidak ada aktivitas tambang yang tetap berlangsung selama status rawan masih diberlakukan," katanya.
Surat resmi imbauan penutupan pertambangan akan segera disampaikan kepada seluruh pengelola tambang di wilayah terdampak. Pemerintah menegaskan bahwa kebijakan ini bersifat sementara, proaktif, dan sepenuhnya untuk melindungi keselamatan warga.
"Pengawasan intensif di titik-titik strategis akan dilakukan aparat gabungan untuk memastikan kepatuhan terhadap larangan sementara itu," ujarnya.



































