jatim.jpnn.com, SURABAYA - Warga di sekitar Gunung Semeru diminta menjauh hingga 20 kilometer dari puncak setelah aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Jawa itu meningkat signifikan sejak Rabu (19/11).
Imbauan tersebut disampaikan Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian. Dia menekankan sektor tenggara, terutama sepanjang Besuk Kobokan, sebagai zona paling berbahaya.
“Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 20 km dari puncak atau pusat erupsi,” ujar Mukdas, Kamis (20/11).
Di luar sektor itu, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai yang terhubung dengan Besuk Kobokan karena berpotensi dilanda awan panas maupun lahar.
Mukdas mengingatkan masyarakat wajib mematuhi batas aman 8 km dari kawah untuk menghindari lontaran batu pijar. Warga juga diminta tetap waspada terhadap potensi awan panas guguran, aliran lava, dan lahar di seluruh sungai berhulu Semeru: Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
PVMBG mencatat peningkatan signifikan aktivitas Semeru dalam periode 00.00–24.00 WIB, Rabu (19/11). Visual gunung sesekali tampak jelas meski tertutup kabut.
Awan panas guguran teramati meluncur sejauh 13 km ke arah tenggara dan selatan. Selain itu, terjadi 10 kali letusan, asap setinggi 200–600 meter, 3 kali guguran lava dengan jarak luncur 2.000 meter, 1 kali APG dengan luncuran lebih dari 13 km
Dari sisi kegempaan tercatat 118 kali gempa letusan, 30 kali aktivitas guguran, 4 kali embusan, 4 kali tremor harmonik, 1 gempa vulkanik dalam, 4 gempa tektonik jauh.



































