jpnn.com - JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto mengungkap keberhasilan pemerintahannya dalam meningkatkan produksi pangan, sehingga Indonesia bisa kembali mengekspor beras dan jagung ke negara-negara sahabat setelah sempat absen selama puluhan tahun.
"Untuk pertama kali dalam puluhan tahun, Indonesia bisa kembali mengekspor beras dan jagung," kata Presiden Prabowo saat menyampaikan pidato kinerja lembaga-lembaga pemerintah dan Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR dan DPD RI di Jakarta, Jumat (15/8).
"Saya perhatikan di mana-mana, para petani tersenyum karena harga gabah stabil dan penghasilan mereka meningkat," tambahnya.
Prabowo di hadapan seluruh anggota parlemen menjelaskan bahwa pencapaian itu karena program-program ketahanan pangan pemerintah yang berjalan selama kurang lebih 10 bulan terakhir.
Hasilnya, kata Prabowo, Indonesia saat ini surplus produksi beras. Stok cadangan beras nasional mencapai lebih dari 4 juta ton, angka tertinggi dalam sejarah Republik Indonesia.
Prabowo menyatakan bahwa tidak ada negara kuat yang tak mampu memproduksi pangannya sendiri.
"Oleh karena itu, pemerintah yang saya pimpin bekerja keras memutus ketergantungan pada impor dengan membuka jutaan hektare sawah baru di Kalimantan Tengah, di Kalimantan Barat, di Sumatera, di Papua, dan beberapa daerah lain," kata Presiden Prabowo.
Tidak hanya ekstensifikasi lahan pertanian, Prabowo melanjutkan, pemerintah juga melakukan intensifikasi, di antaranya dengan mendorong produksi pangan di desa-desa, memotong birokrasi penyaluran pupuk hingga pupuk langsung diterima oleh petani. Pemerintah juga menyalurkan bantuan alat-alat pertanian kepada para petani.