jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi blockchain Aithrough meluncurkan standar baru penambangan ramah lingkungan yang diklaim mampu menurunkan konsumsi energi lebih dari 35 persen dibanding mekanisme Proof-of-Work (PoW) tradisional.
Inovasi ini ditujukan untuk mendorong transisi industri kripto menuju ekosistem yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon.
Algoritma baru tersebut mengedepankan efisiensi energi dengan sistem penyesuaian beban kerja dinamis dan pengaturan hash power adaptif.
Teknologi ini dirancang kompatibel dengan berbagai kondisi geografis dan sumber energi, termasuk energi terbarukan, seperti angin, surya, dan hidro.
Aithrough menyebut pendekatan ini juga mampu menurunkan tekanan terhadap sistem energi konvensional.
Langkah Aithrough ini sekaligus menjawab tuntutan global terhadap tanggung jawab lingkungan di sektor digital.
Sejumlah negara seperti Uni Eropa telah merilis kebijakan “Green Taxonomy” sementara regulator di Amerika Serikat, mewajibkan perusahaan aset digital melaporkan jejak karbon mereka.
Aithrough menegaskan komitmennya membangun ekosistem kripto yang patuh terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan.