jpnn.com, JAKARTA - Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Galau D.M mengungkapkan lesunya daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor perlambatan ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Galau menilai sulit untuk memulihkan daya beli masyarakat ke titik yang lebih baik, melihat kondisi ekonomi terkini.
Beberapa proyeksi dari lembaga internasional seperti OECD menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun diperkirakan hanya sekitar 4,7%.
"Jadi, sebenarnya melihat tren belum adanya pemulihan ekonomi secara kualitatif dan signifikan ya kita melihat justru sulit sekali hari ini untuk membayangkan pertumbuhan ekonomi di angka 5%," kata Galau saat dihubungi Jpnn.com, Kamis (30/10)
Postur ekonomi Indonesia saat ini dinilai masih sangat bergantung pada komoditas ekstraktif.
Selain itu, berbagai proyek infrastruktur berbiaya tinggi juga menambah beban utang baru yang signifikan.
Sementara itu, fokus pemerintah untuk memberikan insentif pada kelas menengah dinilai masih kurang
"Ini menyebabkan inflasi pangan itu dampaknya sangat signifikan memukul daya beli," tuturnya.


 
 






































