jpnn.com, BOGOR - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menunjukkan komitmennya dalam mengurangi emisi karbon.
Menhut Raja Juli Antoni mengatakan komitmen ini dimulai dengan mencatat total jejak karbon atau carbon footprint.
"Dapat memulai sebuah tradisi baru yang mana Kemenhut menghitung jejak karbon yang dipergunakan selama satu tahun yang lalu, dan kemudian dihitung, kemudian kita kompensasikan dengan menanam," ujar Menhut Raja Anton, dalam acara kick off penanaman offset carbon footprint, di Persemaian Rumpin, Bogor, Selasa (17/6).
Kemenhut mencatat total jejak karbon lingkup Kemenhut dari satuan eselon 2 pusat dengan jumlah 55 satuan kerja pada 2024 memiliki nilai estimasi sebesar 21.475,466 ton CO2e.
Strategi mitigasi melalui penanaman pohon dilakukan sebagai kompensasi atau offset emisi dengan perhitungan, estimasi satu pohon rata-rata mampu menyerap ± 22 kg CO? per tahun, maka dibutuhkan minimal 976.158 pohon.
Selanjutnya dengan estimasi rata-rata 1 ha ditanami 400 pohon, maka diperlukan areal untuk penanaman minimal seluas 2.440 ha.
Di internal Kemenhut sendiri, setiap unit kerja eselon I diwajibkan untuk melakukan penanaman dan pemeliharaan bibit pada areal tanam seluas 5.000 m2 (200 lubang tanam).
"Nanti masing-masing dirjen memiliki tanggung jawab untuk memulai terus membayar kompensasi terhadap foorprint yang kita lakukan setahun yang lalu. Meskipun nanti kita mempunyai kemampuan untuk menanam punya lahan dan bibit, intinya bukan pada itu, intinya kita mengurangi carbon foorprint," ujar Menhut.