jpnn.com, JAKARTA - Di tengah derasnya arus digital dan perubahan pola bermain anak-anak Indonesia, Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) menghadirkan Teras Main Indonesia, festival permainan rakyat dan olahraga tradisional.
Festival tersebut digelar di Selasar Gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Acara itu menjadi ruang perjumpaan penting untuk menengok kembali warisan permainan tradisional yang kian jarang terlihat, namun menyimpan jejak panjang dalam pembentukan karakter anak bangsa.
Ketua Dewan Pengarah KPOTI Rima Agristina mengatakan Indonesia dikaruniai kekayaan budaya yang luar biasa, termasuk dalam tradisi bermain.
“Bukan saja keberagaman suku bangsa, tetapi juga kita diwariskan permainan dan olahraga tradisional, yang berdasarkan penelitian KPOTI, ada dari 2.600 permainan dan olahraga tradisional di Indonesia, terbanyak di dunia,” ujarnya dalam sambutan.
Rima menambahkan banyaknya permainan dan olahraga tradisional tersebut merupakan potensi besar untuk menyampaikan nilai-nilai Pancasila ke tingkat nasional maupun internasional.
“Di dalam setiap permainan dan olahragat tradisional tersebut ada nilai-nilai Pancasila. Karena itu, perlu kita lestarikan, perlu kita hidupkan kembali agar anak-anak kita, pewaris bangsa dan calon pemimpin masa depan, tumbuh dengan karakter Indonesia yang sesungguhnya, karakter Pancasila,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Teras Main Indonesia Zaini Alif menjelaskan banyak permainan tradisional kini mulai langka akibat digitalisasi dan perubahan gaya hidup anak-anak yang kian jauh dari ruang bermain fisik.






































