Dewa Ngluyur

14 hours ago 3

Oleh: Dahlan Iskan

Dewa Ngluyur

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - "Untuk apa Anda begitu ingin jadi ketua kelenteng Tuban (Kwan Sing Bio)?" tanya saya kepada Tjong Ping kemarin.

"Saya ingin agar dewa kelenteng Tuban cepat pulang. Sekarang ini kelenteng dalam keadaan kosong. Dewanya ngeluyur terus. Berkelana. Tidak pulang-pulang," ujar Tjong Ping.

Dalam pembicaraan kemarin itu Tjong Ping bisa menerima apabila bentuk kepengurusan kelenteng nanti yayasan. Seperti yang digagas Soedomo Mergonoto, pemilik kerajaan bisnis Kapal Api. Tjong Ping tidak ngotot lagi bentuknya harus perkumpulan.

Ia juga sudah menyadari, baik yayasan maupun perkumpulan dua-duanya sudah lama mati. Maka untuk menghidupkannya tidak ada jalan lain kecuali rukun kembali. Sama-sama sepakat menghidupkan kembali yayasan.

Sebenarnya Alim Sugiantoro, lawan Tjong Ping, tidak ingin jadi ketua. Keinginannya hanya satu: jadi penilik keuangan kelenteng.

Istilah "penilik" sebenarnya tidak ada. Itu istilah peninggalan zaman Belanda: penilik sekolah. Artinya pengawas.

Maka kalau itu keinginan Alim seharusnya bisa langsung dikabulkan. Saya mengusulkan namanya jangan lagi "penilik" tetapi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Alim yang menjabat Badan Pemeriksa Keuangan di yayasan.

Alim adalah orang Tuban yang sukses sebagai pengusaha konstruksi. Ia seorang kontraktor. Proyeknya banyak di Jawa Tengah.

Kelenteng Tuban menghadap ke laut Jawa. Di depan kelenteng melintas jalan pantura –peninggalan Gubernur Jenderal Daendels.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |