jateng.jpnn.com, KUDUS - Ada perbedaan data subsidi elpiji 3 kilogram (kg) antara Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Purbaya menegaskan pihaknya akan kembali meninjau angka subsidi elpiji usai berbeda pandangan dengan Bahlil soal akurasi data.
“Kami pelajari lagi. Mungkin Pak Bahlil betul, akan kami lihat lagi seperti apa. Yang jelas saya dapat angka dari hitungan staf saya. Nanti dilihat, di mana salah pengertiannya. Namun pada akhirnya angkanya sama, uangnya itu-itu saja,” kata Purbaya saat kunjungan kerja di Kudus, Jumat (3/10).
Purbaya menyebut perbedaan angka kemungkinan besar muncul karena perbedaan metode pencatatan atau pendekatan analisis. Bahkan dengan nada bercanda, dia menyinggung soal hitung-hitungan yang bisa menguntungkan.
“Hitung-hitungan kadang dari sisi praktik akuntansi bisa berbeda cara menuliskannya. Namun, saya yakin besarannya sama juga kok. Kalau salah hitung bisa nambah duit, saya salah hitung terus biar uang nambah,” ucapnya.
Meski begitu, dia memastikan subsidi elpiji tahun depan bakal naik mengikuti tren konsumsi masyarakat. “Angka persisnya agak susah, tetapi harusnya naik sedikit sesuai ekspektasi meningkatnya konsumsi,” imbuhnya.
Menurutnya, pemotongan subsidi secara mendadak justru kontraproduktif. “Tidak ada gunanya kalau subsidi dipotong tiba-tiba uang negara banyak, tetapi ekonomi berhenti karena masyarakat tidak mampu beraktivitas,” tegasnya.
Selain bicara energi, Purbaya juga menjadwalkan pertemuan dengan para pengusaha untuk menyerap aspirasi, khususnya soal pajak dan kepabeanan.