Bisnis Thrifting di Ujung Tanduk, Pedagang Usul Skema Lartas dan Siap Bayar Pajak

4 days ago 17

Bisnis Thrifting di Ujung Tanduk, Pedagang Usul Skema Lartas dan Siap Bayar Pajak

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Suasana toko thrifting di Pasar Senen Jaya 1 & 2, Jakarta Pusat, Kamis (23/10). Foto: Romaida/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Perwakilan pedagang pakaian bekas impor atau thrifting Pasar Senen, Rifai Silalahi, menyuarakan keresahan terkait rencana pemerintah memberantas bisnis tersebut.

Rifai menekankan kebijakan keras terhadap thrifting akan berdampak besar pada nasib jutaan orang.

Ekosistem bisnis pakaian bekas, imbuh Rifai, telah berjalan lama dan melibatkan jumlah tenaga kerja yang sangat masif di seluruh Indonesia.

Dia pun menyoroti pernyataan menteri terkait upaya pemberantasan thrifting dari hulu yang dinilai akan mematikan mata pencaharian rakyat kecil.

Rifai mengingatkan dampak sosial dari kebijakan tersebut bisa sangat fatal, karena ada banyak orang yang menggantungkan hidup pada sektor bisnis tersebut.

"Jadi pernyataan Menteri kemarin, kalau dia memberantas thrifting dari hulunya, otomatis secara tidak langsung akan membunuh, akan mematikan kurang lebih 7 juta setengah manusia," ujar Rifai.

Bisnis tersebut, menurut Rifai, bukan hanya terkonsentrasi di Jakarta, melainkan sudah menyebar luas ke seluruh penjuru Nusantara.

Usaha itu juga telah menjadi sandaran hidup keluarga secara turun-temurun untuk membiayai kebutuhan sehari-hari hingga pendidikan.

Resah bisnis thrifting di ujung tanduk, pedagang pakaian bekas usul skema larangan tebatas dan siap membayar pajak ke negara.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |