jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Jamiluddin Ritonga mengungkap tafsir yang bisa muncul dari pernyataan Ketum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep yang bilang elektabilitas tinggi menjadi sia-sia tanpa isi tas.
Menurut Jamiluddin, pernyataan Kesang menandakan upaya memenangkan pemilu memakai uang, bukan elektabilitas.
"Makna pertama ini tentu berbahaya, karena isi tas digunakan untuk mendulang suara," kata dia melalui layanan pesan, Kamis (20/11).
Jamiluddin juga menilai pernyataan isi tas bisa dipandang bahwa Kaesang menoleransi politik uang, sehingga praktik tersebut sulit dihapus dalam pemilu.
"Dapat dimaknai, Kaesang seolah-olah menoleransi politik uang dalam pemilu. Sikap demikian tentu akan melanggengkan politik uang dalam memenangkan pemilu," ujar pengamat dari Universitas Esa Unggul itu.
Jamiluddin menuturkan politik uang diperkirakan makin marak pada pemilu 2029 setelah pernyataan Kaesang terkait pentingnya isi tas dibandingkan elektabilitas.
"Hal ini akan semakin menjauhkan anggota legislatif dari amanah. Mereka dipilih bukan karena diyakini dapat membawa dan memperjuangkan aspirasi pemilih, tetapi semata karena transaksi uang," ujarnya.
Sebelumnya, Kaesanc mengatakan elektabilitas tinggi akan sia-sia dalam kontestasi pemilu tanpa "isi tas".






































