jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara PDI Perjuangan Guntur Romli mengungkap fakta terkait keberadaan massa bayaran dalam aksi-aksi kontra terhadap Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto selama persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Guntur menyatakan bahwa DPP PDI Perjuangan telah mengidentifikasi sejumlah pihak yang merekrut dan mengoordinasikan massa bayaran tersebut. Ia menyebut bahwa partainya telah mengantongi bukti lengkap, termasuk nama-nama pelaku dan asal usul massa.
"Kami sudah mendapatkan bukti lengkap, nama-nama mereka, dan asal usul massa bayaran itu," kata Guntur dalam jumpa pers di sela persidangan pada Kamis (19/6).
Menurut Guntur, aksi kontra itu tidak muncul dari aspirasi murni masyarakat, melainkan direkayasa dengan motivasi ekonomi. Ia mengungkapkan bahwa para peserta aksi mengaku dibayar antara Rp40 ribu hingga Rp50 ribu untuk setiap kali hadir dalam persidangan.
"Ada yang terang-terangan bilang di WhatsApp bahwa mereka ke pengadilan hanya untuk mencari uang," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa selain adanya koordinator lapangan yang merekrut massa, pihaknya juga tengah menelusuri peran tokoh intelektual di balik aksi tersebut. Menurutnya, ada pihak yang memberi arahan dan menyediakan logistik seperti mobil komando dan konsumsi.
"Kami sudah memetakan siapa yang memberi arahan, instruksi, sampai menyediakan logistik. Suatu saat, kami akan buka semuanya ke publik," kata Guntur.
Keberadaan massa bayaran ini sempat memancing reaksi dari satuan tugas PDI Perjuangan yang mengawal jalannya sidang. Guntur menyebut bahwa aksi tersebut telah mengganggu persidangan dan membentuk opini negatif di tengah masyarakat.