jatim.jpnn.com, SITUBONDO - Sekitar sepuluh hektare terumbu karang di kawasan Wisata Bahari Pasir Putih, Kabupaten Situbondo mengalami kerusakan parah. Dugaan sementara, kerusakan itu disebabkan oleh limbah air mengandung zat kimia kaporit yang berasal dari aktivitas di sekitar lokasi wisata.
Kerusakan paling parah ditemukan di kawasan Watukenung, sisi timur Pantai Pasir Putih, yang kini mulai ramai dengan pembangunan vila dan kolam renang dalam beberapa tahun terakhir.
"Pada minggu pertama Juni 2025, kami menyelam di Watukenung dan memastikan langsung bahwa terumbu karang di sana telah mati. Luasannya diperkirakan sekitar sepuluh hektare," ungkap anggota Komunitas Misi Bahari Situbondo Danu Wardana, Selasa (17/6).
Menurut Danu, kerusakan ini pertama kali menjadi perhatian setelah sejumlah dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyelam di kawasan tersebut dan menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap kondisi terumbu karang yang tampak tidak sehat.
Tindak lanjut dilakukan Komunitas Misi Bahari bersama Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur. Mereka meninjau langsung kondisi terumbu karang serta mengambil sampel untuk diuji laboratorium.
"Setelah DKP Jatim mengambil sampel dan diuji laboratorium, hasilnya terumbu karang mati diduga akibat limbah air mengandung kaporit, dan kami sudah menerima hasil laboratorium dari DKP," jelasnya.
Kerusakan ekosistem ini tidak hanya berdampak pada keindahan bawah laut dan daya tarik wisata, tetapi mengancam kelangsungan hidup biota laut di kawasan tersebut.
"Kerusakan terumbu karang itu selain karena limbah air mengandung zat kimia, juga bisa karena pemanasan global, tetapi untuk yang di Watukenung hasil laboratorium DKP Jatim diduga akibat limbah air mengandung kaporit," katanya.
