jpnn.com, PEKANBARU - Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar bersama Kepala BNPB dan jajaran kementerian/lembaga lainnya turun langsung meninjau lokasi karhutla di wilayah Provinsi Riau.
Kunjungan ini merupakan bagian dari respons cepat pemerintah untuk mengakselerasi penanganan karhutla secara terpadu.
Menurut Dirjen Penegakan Hukum Kehutanan Dwi Januanto Nugroho kondisi sebaran asap akibat karhutla saat ini terpantau membaik.
“Dari pantauan Satelit Himawari hasil analisis BMKG, memang sempat terdeteksi asap lintas batas pada 19 Juli 2025, terutama di wilayah Kabupaten Rokan Hilir. Namun, per 20 Juli 2025 asap lintas batas tersebut sudah tidak terdeteksi,” jelas Dwi Januanto.
Dwi menambahkan, faktor geografis dan arah angin dari tenggara atau barat daya ke barat laut/timur laut membuat wilayah Riau rentan terhadap potensi asap lintas batas, terutama saat musim kemarau.
Wamenhut Sulaiman Umar menegaskan patroli pencegahan terus diintensifkan melalui Patroli Terpadu yang melibatkan unsur Manggala Agni, TNI, POLRI, serta Masyarakat Peduli Api (MPA).
Saat ini patroli dilaksanakan di 9 posko desa yang tersebar di Kabupaten Bengkalis, Kota Dumai, Indragiri Hilir, Kampar, Kepulauan Meranti, Pelalawan, dan Siak. Selain itu, patroli mandiri juga dilakukan di 19 posko desa lainnya.
Sebagai bagian dari mitigasi, pemerintah melalui BNPB, BMKG, dan mitra swasta telah melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebanyak 14 sortie dengan penyemaian 12.600 kg NaCl ke awan guna mengurangi risiko kekeringan pada lahan gambut.