jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Amsori Baharudin Syah menilai kiprah Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menandai pergeseran penting dalam praktik kepemimpinan birokrasi di Indonesia.
Tidak lagi sekadar menjalankan peran teknokratis,Teddy justru memilih turun langsung ke akar rumput mengunjungi sekolah rakyat, mendengar cerita anak-anak dan orang tua, serta memahami persoalan tanpa sekat protokoler.
Menurut Amsori, langkah ini menunjukkan bahwa Teddy bukan sekadar pejabat yang bekerja dari balik meja, melainkan figur administratur negara yang memahami bahwa pelayanan publik dimulai dari kehadiran, empati, dan interaksi manusiawi.
“Apa yang dilakukan Teddy Indra Wijaya adalah bentuk tertinggi dari pelayanan publik. Ia hadir bukan sebagai pejabat, tetapi sebagai manusia yang mau mendengar,” ujar Amsori.
Amsori menilai pendekatan Teddy menghadirkan model kepemimpinan publik yang jarang terlihat pada pejabat setingkat kabinet.
Dalam banyak birokrasi modern, pejabat umumnya berfungsi sebagai pengambil keputusan strategis di balik ruang rapat.
Namun Teddy, kata dia, justru memindahkan sebagian ruang kerjanya ke tengah masyarakat.
“Di mata saya, Teddy hadir sebagai wujud negara yang mengasuh, bukan mengatur. Ini penting, karena negara tidak cukup hanya membuat aturan, negara harus hadir dalam rasa, hadir dalam kehidupan warganya,” jelas Amsori.






































