jpnn.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Februari 2025 aset industri asuransi mencapai Rp 1.141,71 triliun, tumbuh 1,03 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, sektor P2P lending menunjukkan lonjakan 31,06 persen menjadi Rp 80,07 triliun.
"Hal ini menandakan meningkatnya minat dan kepercayaan terhadap layanan keuangan digital di Indonesia," kata Regional Director Salesforce Indonesia, Bunga Sugiarto, Selasa (20/5).
Bank Indonesia juga melaporkan lonjakan 1,96 miliar transaksi digital hanya pada Oktober 2024 naik 37,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Kondisi ini menggambarkan kecepatan transformasi digital di sektor keuangan.
Transformasi tersebut didorong oleh Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) yang dicanangkan pemerintah, sejalan dengan Visi Indonesia 2045 untuk membangun ekonomi digital yang tangguh.
Untuk saat ini, Indonesia berada di posisi keempat di Asia untuk potensi pasar AI, dengan nilai ekonomi yang diperkirakan mencapai USD366 miliar (sekitar Rp 6.148 triliun).
Terkait hal itu, pemimpin global dalam bidang AI CRM, Salesforce, berbagi lima tren yang berdampak pada industri perbankan dan jasa keuangan di Indonesia.
Pertama, lembaga keuangan perlu membangun dasar transformasi AI lewat integrasi data, kedua, agen AI diprediksi akan secara signifikan meningkatkan akses layanan keuangan serta mendorong inklusi keuangan dan menjangkau masyarakat yang belum terlayani secara optimal.
