jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan mengungkapkan bahwa pesawat Batik Air dengan rute dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) menuju Bandara Silampari di Lubuklinggau terpaksa kembali ke bandara asal akibat cuaca buruk yang mengganggu keselamatan penerbangan saat hendak mendarat di tujuan.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Lukman F. Laisa, menyatakan pesawat mengalami kendala cuaca saat hendak mendarat di Bandara Silampari, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Akibat kondisi tersebut, pesawat kembali ke Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten.
"Pesawat yang melayani rute dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandara Silampari – Lubuklinggau pada Sabtu, 28 Juni, harus kembali atau return to base (RTB) ke Bandara Soekarno-Hatta akibat cuaca buruk," ujar Lukman saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.
Pesawat dijadwalkan tiba di Bandara Silampari pada pukul 15.20 WIB dan mengangkut 141 orang penumpang dan awak kabin. Namun, menjelang pendaratan, pesawat menghadapi kondisi cuaca ekstrem di wilayah bandara tujuan.
Berdasarkan data pengamatan cuaca dari Bandara Silampari pada pukul 15.30 WIB, dilaporkan jarak pandang hanya 1.000 meter dengan hujan badai berintensitas lebat serta kehadiran awan cumulonimbus (CB) di atas area bandara.
"Kondisi tersebut menyebabkan cuaca berada di bawah ambang minimum untuk proses pendaratan. Pilot sempat melakukan prosedur go around dan holding sambil menunggu kemungkinan perbaikan cuaca," jelas Lukman.
Karena kondisi tidak menunjukkan perubahan signifikan, pilot memutuskan untuk kembali ke Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 15.40 WIB demi alasan keselamatan.
"Berdasarkan laporan terakhir yang kami terima, pesawat Batik Air ID 6820 kembali diberangkatkan dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 18.05 WIB dan berhasil mendarat dengan aman di Bandara Silampari pukul 19.22 WIB," kata Lukman.
.jpeg)