jpnn.com, JAKARTA - Media sosial dihebohkan dengan adanya indikasi kecurangan dalam seleksi mandiri penerimaan mahasiswa baru Universitas Indonesia (SIMAK-UI).
Isu joki SIMAK-UI ini membuat risau peserta seleksi yang mengincar kursi di kampus top tersebut.
Belakangan muncul ide agar UI menghapus sistem ujian online karena dinilai lebih mudah dicurangi.
Merespons hal tersebut Rektor Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, menegaskan, ujian online merupakan salah satu dari 7 jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru UI.
Sistem ini tidak bisa dihapuskan karena tujuannya agar seluruh anak bangsa bisa mengikuti tes masuk UI.
"UI itu universitasnya Indonesia, bukan Jabodetabek. Jadi, semua anak bangsa di seluruh pelosok berhak ikut tes ini tanpa harus datang ke UI," kata Prof. Heri dalam dialog dengan media pendidikan, Senin (30/6).
Dia menegaskan, joki bisa ada di setiap seleksi. Jangankan online, sistem offline seperti seleksi nasional berbasis tes (SNBT) pun ada jokinya.
Jadi, kata Prof. Heri, ketika ditemukan ada joki atau kekurangan dalam bentuk apa pun, maka yang harus diperkuat adalah sistem keamanan tes online. Bukan malah menghapusnya.
.jpeg)
