jabar.jpnn.com, BOGOR - Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (LH/BPLH), Hanif Faisol, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Konferensi Perubahan Iklim COP30 yang berlangsung di Brasil.
Ia menilai, forum tersebut sangat penting karena menandai satu dekade implementasi Perjanjian Paris sejak disepakati pada 2015.
“Atas nama rakyat Indonesia, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah dan rakyat Brasil, khususnya Presiden Luiz Inácio Lula da Silva, atas penyelenggaraan konferensi perubahan iklim yang sangat penting ini,” ujar Hanif dalam pernyataan resmi, Selasa (18/11/2025).
Hanif menegaskan bahwa Indonesia hadir di COP30 dengan komitmen kuat terhadap Perjanjian Paris, termasuk target net-zero emissions pada 2060 atau lebih awal, sebagaimana telah disampaikan Presiden RI dalam Sidang Umum PBB dan dikuatkan kembali pada Belém Climate Summit 2025.
Sebagai bentuk keseriusan, Indonesia telah menyerahkan NDC (Nationally Determined Contribution) Kedua pada Oktober 2025 dan Rencana Adaptasi Nasional pada November 2025. Dalam dokumen tersebut, Indonesia menargetkan:
- Emisi 1,2–1,5 GtCO?e pada 2035
- Bauran energi terbarukan 23 persen pada 2030
- Pengembangan teknologi bersih di berbagai sektor
Hanif menegaskan bahwa program FoLU Net Sink 2030 tetap menjadi pilar utama dalam strategi penurunan emisi Indonesia, dengan target penurunan bersih 92–118 juta ton CO? pada 2030.
Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah telah menerbitkan sejumlah regulasi kunci, di antaranya:
- Perpres Nomor 109 tentang Waste-to-Energy
- Perpres Nomor 110 tentang Carbon Pricing
Kedua regulasi itu menjadi bagian dari fondasi pendanaan dekarbonisasi dan pengendalian gas rumah kaca nasional.


































