jpnn.com, JAWA TIMUR - Musim tanam melon tahun ini di sejumlah sentra produksi Jawa Timur, menghadapi penurunan performa akibat cuaca tidak menentu dan meningkatnya serangan virus tanaman.
Kondisi ini terjadi di wilayah seperti Nganjuk, Madiun, dan Kediri, di mana tanaman melon terganggu pada fase pembentukan dan pembesaran buah.
Infeksi virus yang menyebar cepat saat kelembapan tinggi membuat pertumbuhan tanaman tidak seragam.
Buah melon dari lahan terdampak terlihat lebih kecil dari ukuran normal, permukaannya kasar, warna kusam, dan beberapa mengalami keretakan atau bentuk tak sempurna sehingga tidak memenuhi standar pasar.
Petani asal Desa Purwotengah, Kediri, Arif Nur Azis mengaku kesulitan mempertahankan kualitas tanaman akibat kondisi tersebut.
“Kami sudah berusaha maksimal, tapi cuaca dan penyakit tanaman tahun ini benar-benar menyulitkan. Kami butuh pendampingan dan benih yang lebih tahan terhadap virus,” ujarnya, Jumat (27/6).
Kondisi cuaca yang ekstrem dengan suhu yang tidak stabil dan curah hujan tinggi membuat tanaman lebih rentan terhadap penyakit.
Hal ini berdampak langsung pada kualitas dan kuantitas hasil panen, sehingga mengganggu stabilitas produksi melon secara keseluruhan.